Jumat, 11 Oktober 2013

MASALAH SOSIAL DALAM KELUARGA DAN SOLUSINYA

Pada tugas ilmu sosial dasar kali ini saya akan membahas tentang masalah sosial yang terjadi di dalam keluarga. Saya mengambil beberapa contoh masalah keluarga yang sering terjadi. Sebenarnya keluarga merupakan awal dari permulaan kehidupan manusia, karena itu bila terjadi masalah dalam keluarga pasti akan mempengaruhi keadaan sosial dari anngota keluarganya. Adapun contohnya adalah sebagai berikut :

1. Perceraian Orang Tua

Masalah perceraian orang tua adalah masalah yang  cukup banyak terjadi pada saat ini. Masalah ini akan    menekan keadaan sosial seorang anak yang menjadi anggota keluarga tersebut. Anak yang kedua orang tuanya mengalami perceraian cenderung akan selalu menutup diri atau terkadang anak tersebut susah untuk dikendalikan dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.Contoh : Dani adalah anak dari keluarga yang orang tuanya berpisah. Karena hal itu  Dani lebih sering diluar rumah dibandingkan dengan dirumahnya. Ia lebih percaya dengan temannya dibandingkan orang tuanya sehingga ia terbawa dengan temannya, ia mulai mengikuti temannya seperti merokok.Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa perceraian orang tua merupakan masalah sosial keluarga yang sangat mempengeruhi mental anak sehingga menjadi lemah dan kehilangan akal sehatnya. Oleh sebab itu, orang yang mengalami seperti ini harus diberikan perhatian khusus sehingga tidak terjebak dalam lingkungan sosialnya yang negatif.

2. Perbedaan Pendapat

Masalah perbedaan pendapat terkadang sering terjadi di antara anggota keluarga. Sebagai contoh, seorang ayah dan ibu berbeda pendapat tentang di mana anaknya melanjutkan belajar. ayah menginginkan anaknya melanjutkan belajar di universitas luar negeri karena sangat terjamin kualitas pembelajaran, namun ibu menegaskan bahwa universitas di indonesia sudah setara untuk menjamin kualitas pembelajaran yang tak kalah baiknya, dan juga dapat mengawasi perkembangan dan pergaulan anaknya. Dari perbedaan pendapat seperti contoh tersebut saja terkadang sudah dapat menjadi masalah sosial di dalam keluarga.

3. Perekonomian

Keadaan ekonomi yang kurang menentu kadang membuat seluruh anggota keluarga tersebut  bertindak secara tidak rasional dan menghilangkan nilai moralnya. contohnya : Redy seorang anak dari keluarga yang bercukupan. Namun pada suatu hari ia ingin mengupgrade komputernya. Setelah itu ia meminta pada orang tuanya, namun sayang orang tuanya akhirnya menolaknya dengan alasan hal tersebut tidak terlalu mendesak namun Redy memaksa. Namun akhirnya ia hanya mendapatkan amarah orang tuanya yang sudah kelelahan mecari uang. akhirnya Redy mencuri uang orang tuanya secara diam-diam untuk membeli apa yang dia inginkan. Dari contoh tersebut walaupun tidak secara langsung masalah terjadi dalam keluarga namun salah anggota keluarga akan merasakan suatu tekanan sehingga ia akan berbuat tanpa berfikir dengan jernih.

4.Adanya rasa saling tidak percaya yang muncul di setiap anggota keluarga

Adanya rasa saling tidak percaya yang muncul di setiap anggota keluarga akan menimbulkan suatu konflik kecil dan menjadi masalah social dalam keluarga.


Adapun cara untuk menghindari adanya masalah sosial dalam anggota keluarga adalah antara lain :

  • memusyawarahkan segala perbedaan masalah yang ada agar menemui jalan yg terbaik bagi semua anggota keluarga satu samalainnya,
  • selalu saling berkomunikasi dalam anggota keluarga agar tidak terjadi kesalah pahaman, karena komunikasi adalah hal yang paling penting yang selalu menjadi bagian di hidup kita sehari-hari,
  • Memberi informasi kepada anggota keluarga lain jika tidak dapat melaksanakan tugas yang sudah di sepakati bersama agar dapat bertukar jadwal tugas dan tidak menimbulkan rasa tidak bertanggung jawab.
  • hilangkan rasa saling curiga yang timbul antara anggota keluarga
  • timbulkan rasa saling menyayangi dan menjaga satu sama lain dalam keluarga

Sebuah keluarga adalah ruang lingkup terkecil dalam kita melakukan sosialisasi sehari-hari, jika di dalam lingkup keluarga saja kita sudah melakukan konflik dalam keluarga, maka kita akan sulit bersosialisasi di dalam masyarakat luas dengan baik dan benar.

Kamis, 03 Oktober 2013

ILMU SOSIAL DASAR DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


Pada tugas ilmu sosial dasar kali ini saya akan membahas tentang pengertian, tujuan serta perbedaan dan persamaan dari ilmu sosial dasar dan ilmu pengetahuan sosial, dan hakekat juga fungsi dari ilmu sosial dasar di dalam perguruan tinggi.

PENGERTIAN DAN TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Ilmu sosial dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat-masyarakat sekitar kita dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial.

Tujuan dari ilmu sosial dasar antara lain :
  •  Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan maslah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat.
  • Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
  • Menyadari setiap masalh sosial yang timbul dala masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
  • Memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Sedangkan ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dengan lingkungan sosialnya disegala aspek-aspek. Ilmu social pun terbagi-bagi sesuai dengan sasarannya yang mengupas lebih spesifik lagi.

Tujuan dari ilmu pengetahuan sosial antara lain :
    • membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat, 
    • membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat; 
    • membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian; 
    • membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan 
    • membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam pelaksanaan kurikulum IPS diberbagai lembaga pendidikan dengan keluasan, kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan. 

    PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DARI ILMU SOSIAL DASAR DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


    Dari definisi di atas dapat dilihat dengan cukup jelas persamaan dan perbedaabdi antara keduanya, yaitu sebagai berikut:

    Persamaan ILMU SOSIAL DASAR dan ILMU PENGETAHUAN SOSIAL:
    1. Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan.
    2. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
    3. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan social dan masalah sosial.
    Perbedaan ILMU SOSIAL DASAR dan ILMU PENGETAHUAN SOSIAL:
    1. Ilmu sosial dasar diberikan di Perguruaan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
    2. Ilmu sosial dasar merupakan mata kuliah tunggal sedangkan ilmu pengetahuan sosial dasar merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran(untuk sekolah lanjutan).
    3. Ilmu Sosial dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang ilmu pengetahuan social diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.



    HAKEKAT DAN FUNGSI ILMU SOSIAL DASAR DI DALAM PERGURUAN TINGGI
    Karena dalam masa perkuliahan kita sebagai mahasiswa di harapkan menjadi lulusan atau sarjana yang mempunyai seperangkat kemampuan yang terdiri dari :
    -    Kemampuan akademik
    -    Kemampuan Profesi
    -    Kemampuan Pribadi
    Dan dengan semua kemampuan yang dimiliki tersebut di atas, lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi sarjana yang cakap dan ahli di bidang yang ditekuninya, serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umunya. 
    Untuk mewujudkannya para mahasiswa juga dituntut untuk percaya diri dalam bersosialisasi dengan orang lain, oleh sebab itu di perguruan tinggi, mahasiswa dibekali dengan ISD atau Ilmu Sosial Dasar.